Terimakasih Telah Berkunjung di Blog Sederhana Ini ||| Selalulah Menebar Kebaikan Kapan dan Dimanapun

Rabu, 20 November 2013

Analisis Kasih Sayang terhadap Anak

Asslamu'alaikum.... 
Selamat pagi sahabat ...

Kali ini saya hanya berbagi cerita mengenai sebuah analisis pribadi mengenai kasih sayang.
Tepatnya lagi; "Kurangnya Kasih Sayang Orang Tua Terhadap Anak dan Sebaliknya".
Pertanyaannya adalah; mengapa akhir2 ini secara emosi psikologis, anak-anak banyak yang cenderung tidak patuh kepada orang tua mereka? Atau

sebaliknya, Orang tua (khususnya ibu) tidak sayang terhadap anaknya???

Berikut ini adalah beberapa jawaban dan ini hanyalah analisis sementara saya;
  1. Ketika san ibu melahirkan, dia tidak lagi merasakan sakit yang begitu menyiksa menanggung payah (istilah al-qur'annya; "wahnan 'ala wahnin" lemah di atas yang lemah), karena telah dibantu dengan cara operasi oleh tim dokter, atau cara lain yang lebih modern dan lebih mudah). Bahkan bisa dikatakan bahwa sang ibu tidak sadar anaknya ternyata telah lahir (karena berada dalam kondisi pembiusan). Di sini tidak terjadi perjuangan ekstra dari sang ibu saat melahirkan anak. Mungkin ada yang beranggapan, "sepuluh kali melahirkan pun tidak jadi masalah, kalau prosesnya seperti ini". 
  2. Setelah anak dilahirkan, anak-anak banyak yang tidak dibesarkan langsung dengan ASI (air susu ibu) ibu kandungnya sendiri. Sebab perannya telah digantikan oleh susu botol / susu kemasan. Dalam konsep Islam dikatakan bahwa idealnya anak itu menyusu pada ibunya selama 2 tahun. itu makanya ada bab dalam ilmu fiqih yang mempelajari tentang hadats dan najis; salah satunya adalah menjelaskan kedudukan air kencing anak laki-laki yang belum cukup umurnya 2 tahun dan belum memakan apa-apa kecuali ASI (ini dikategorikan pada najis ringan / mukhaffafah). Nah, jika sejak lahir saja si ana telah diberi asupan selain ASI, maka kedudukan air kencing tersebut tentu bukan lagi termasuk pada kategori yang disebutkan.
    Artinya lagi, anak merasa sangat tidak dekat dengan sang ini karena jarang berada dalam dekapan hangat orang tuanya (ibu). 
  3. Saat anak mulai lincah, kemudian orang tuanya sibuk dengan rutinitas mereka masing-masing, masalah mengurus anak diserahkan kepada orang lain; bisa saja kepada tetangga, tempat penitipan anak, baby sitter, dll. Maka pola asuh yang diterima oleh anak tentu sesuai dengan siap mereka tinggal. Syukur-syukur kalau mereka dititipkan pada orang yang tepat, jika TIDAK???? waaahhhh.... bisa sahabat bayangkan apa yang akan terjadi 5 tahun, 10 tahun yang akan datang. 
Semoga artikel singkat ini bisa menambah wawasan bagi sahabat pembaca
 
***pesan saya: Jadilah orang tua sekaligus sahabat bagi anak-anak anda.

Tidak ada komentar: